-- --

Selasa, 27 Desember 2011

Reuni di Tanah Sumbing

Hari kemarin, 15 Oktober 2011, menjadi awal dari rangkaian perjalanan yang akhirnya melahirkan coretan berjudul Reuni di Tanah Sumbing. Oh iya maaf, ini berbicara gunung, ya itu kegemaran saya, semoga tak bosan menyimaknya :D.

saya tidak terlalu ingat bagaimana awalnya rencana yang kemudian benar- bnear terealisasi menjadi saksi, hehehe lebe.
Tersebutlah 3 pemuda yang sudah bebrapa waktu terpisah karena tuntutan peran masing- masing, purwokerto - kuningan- wangon, yang belakangan kuningan beralih ke purwokerto, dan saat tulisan ini dibuat, purwokerto beralih ke daratan terpadat mengadu bakat. Sebenarnya ada bebrapa lagi, tapi yang terlibat dalam scane ini, mereka itu, saya [penulis], komandan Dandi dan komandan Irfan. Ya semua berpangkat komandan, sama rata sama rasa, dan mereka akur- akur saja, tidak bertikai, senggol sana senggol sini.

Hari itu sebenarnya kita punya kesibukan masing-masing, saya ada seminar Desa Digital di LPM Unsoed, komandan Irfan harus menunaikan tugasnya mendidik anak didiknya dan Komandan Dandy saya agak- gak terlupa aktivitas pagi sampai siang hari itu. Oh, hampir terlupa, siang iu juga ada acara semacam seminar yang menhadirkan A. Fuadi, penulis pembangun karakter bangsa di fakultas kedokteran.

Singkatnya, selepas dhuhur saya pamit gasik dari seminar untuk bergegas packing, beli ini itu bareng komandan Dandy, dan diseberang sana komandan Irfan masih dalam kelas nya, entah apa yang sedang dia ceritakan ajarkan pada anak didiknya, yang jelas dia tunaikan keawjiban ngajarnya sampai selesai.

Menjelang ashar kami berkumpul di kosan saya dengan seperangkat carrier dan kawan-kawanya, 3 calon pendaki 3 carrier, ah mantap dirasa, layaknya mau berperang saja. Pernah meraskannya?kalo belum, sekali-sekali coba menggendong carrier yang berbobot belasan kg :D.

Setelah di make sure, bismillah kita berangkat berkendara 2 motor, trip pertama singgah di rumah orang tua saya, break istirahat makan dan mengenalkan keluarga. 1 jam perjalanan terlewati, menjelang maghrib kita lantas berpamitan, menerobos sore yang muali gelap. Target kami mengejar sholat maghrib di SPBU HIU Banjarnegara, sekaligus menjamaknya dengan Isya.

Sekian waktu, sekian medan terlewati, tersampailah di gerbang perbatasan Wonosobo- Temanggung, beberapa meter memasuki wilayah teritorial Temanggung, oiya ada dua teman saya yang bertempat tinggal di sana, dan juga ada yang memang asli sana, Febrayanto Catur dan Bung Nafies.

Beberapa menit stelahnya kita pergi berbalik arah dan meninggalkan Temanngung, memasuki kembali wonosobo, colek Bung Anas -pencetus Revolusi Pertanian-. Sumbing menjadi tempat kita bereuni, Sindoro masih dalam stats waspada, ditutup untuk pendakian. Aroma dingin sudah lekat dan lengekt di sekujur badan. Di sini air sudah layak disebut air es di tempat dengan ketinggian biasa.

Registrasi, re-ppacking dan berkenalan dengan bebrapa pendaki menjadi aktivitas awal disini. malam ini ada seratusan pendaki yang merayap ke sumbing, tetapi dengan start yang berlaianan, kami mungkin rombongan terakhir. Saya putuskan mengenakan pakaian minimalis, berkaos dan bercelana 3/4, style ketika awal mendaki. Kami putuskan lewat jalur sebelah kiri, jalan berbatu rapi berpuluh meter, luar biasa, malam ini kita naek berpandukan bulan dan pasukan gemintangnya, huh nikmat bukan kepalang, pemandangan yang amat jarang ditemui.

Disepanjang track nanjak berbatu, disi dengan obro;lan dan dengusan nafas yang mengeluarkan asap putih, dingin memang ketika berhenti teralu lama. Saya atur ritme break-jalan agar hawa panas tubuh masih bisa menetralsiir dingin.Di ujung open track ini, jalan mengerucut, jalan setapak tanah berkelok dan menanjak dengan ketajaman yang bervariasi.Berbilang jam sudah terlewati, dibelakang terdengar serombongan pendaki dari semarang, mereka dari - pramukanya universitas- saya terlupa namanya, mereka layaknya prajurit, berbekal seadanya, dengan pakaian 'dinas' nya.
Susul menyusul di anatara kami memacu semnagat yang mulai berkurang dengan tingginya tanah yang didaki. Sekitar jam 3 dini hari kami putuskan nge-camp di pasar setan [maaf kalo terlupa tepatnya], tanah terbuka pertemuan dua jalur pendakian sumbing.

Memasuki tenda layaknya memasuki waktu berbuka puasa... alhamdulillah... masak dan berganti pakaian hangat sembari bercengkrama melapas lelah. hening ............

bersambung

Senin, 29 Agustus 2011

Summit 1432 H



Selasa, 19 April 2011

Salam di ketinggian Sindoro [2] #habis

4 komentar
/* Prolog*/
Melazimi menulis ternyata susah-susah gampang, susah kalau memang niatnya separuh- separuh dan bisa jadi gampang kalau memang dibiasai. Apalagi kalau sudah berbau TA a.k.a skripsi...... [no comment]
Seperti posting saya yang ini, sudah terlampau lama jeda waktu dengan posting saya yang sebelum ini. Saya anggap, usaha meng-kata-i perjalanan saya ke Sindoro 4 Maret kemarin menjadi bentuk usaha saya membiasai menulis.
/* EOP*/
..........Kami mulai berjalan meninggalkan basecamp ditengah rintik hujan, dingin, gelap, dengan beban berat di punggung dan senter di tangan. bismillah ..
Teringat seruannya Jenderal Soedirman ,
insaflah :"Barangsiapa mati padahal [sewaktoe hidoepnya] belum pernah toeroet berperang [membela keadilan]bahkan hatinya berhasrat perang poen tidak, maka matilah ia di atas tjabang kemoenafekan."
dari hadist yang diriwayatkan Muslim.
Dan teringat perkataan pendaki tua [sudah banyak kali mendaki Mahameru] di novel -5 cm- "mendaki adalah perjalanan sebuah hati" [dengan sedikit perubahan]
Tiga pemuda yang biasa dipanggil [mas, bang, bro, gan, dan awalan sapaan lainnya ] Asep, Catur [Eba] dan Igoz bertolak perlahan dari basecamp, berrrr...... memasuki sebuah ruang super raksasa yang agak- agak mempunyai tingkat kedinginan layaknya lemari es. Hampir 1 jam [ kira- kira segituan..] kita habiskan perjalanan menginjaki jalan landai berbatu, cerita – cerita ringan dan candaan keluar yang banyaknya mungkin menyamai,lebih dari atau malah kurang dari jumlah batu yang memenuhi jalan berdimensi sekian x sekian meter. Ada tips dari Catur yang dia dapat dari pengamatannya terhadap para petani di sekitaran Sumbing, agar tidak cepat capek, dan ngos- ngosan, usahakan jalan agar tidak membungkuk. Ini masuk akal,karena dengan jalan yang menanjak,beban berat di bahu,punggung akan menambah berat kerja paru-paru kita, ditambah sms yang dia dapet dari Putit, kalau semakin ke atas, kadar oksigen semakin berkurang. Dan diskusi ilmiah terjadi di sini, da teringat pula, di Quran ada ayat yang isinya tentang menipisnya kadar oksigen seiring dengan ketinggian. Saya terlupa surat dan ayatnya.
Sampai di ujung jalan berbatu ini, ada belokan ke kiri agak menanjak yang beberapa meter didepannya di hadang beloka ke kanan yang menandai habisnya jalan berbatu. Dari sini kanan kiri tak lagi tanaman perkebunan penduduk, melainkan mulai pepohonan. Track belum terlalu menanjak,bebrapa waktu jalan, bisa dijumpai gubukan di sebelah kiri. .................. perjalanan 1.5 jam sampai di tanah datar, kalau dulu masih ada gubukannya, sekarang tinggal puing- puingnya. Di sini kita bertemu dengan dua pendaki yang sedang break [istilah yang biasa saya pakai sebagai tanda kita berhenti istirahat], mereka pendaki dari Wonosobo.
Setelah melalui mereka, track mulai menurun, menanjak, menurun, menanjak [saya terlupa kali berapa turun dan nanjaknya] yang pasti, rutenya seakan memutari punggung gunung ke areah kiri.rute ini bisa ditempuh dalam setengah jam, setelahnya pemandangan terbuka ke arah Sumbing,bisa dipakai untuk foto dengan background gunung Sumbing..
Sepanjang perjalanan kata- kata "break" sering terdengar, sebentar kita berhenti, lantas lanjut lagi begitu seterusnya. Kalau terlalu lama, suhu tubuh kita akan turun dan merasakan dingin lagi. Justru denga berjalan suhu tubuh kita akan meningkat, bahkan berkeringat, jadi dianjurkan kalau mendaki memakai pakaian minimalis, bukan maksud saya pakaian- pakaian pembuka aurot yang ramai dipakai saudari- saudari kita di lingkunagn kampus bahkan sampai merambah kampung- kampung. Ngeri juga kalau teringat dengan hadist soal 'berpakain tetapi telanjang'. Pakain minim alis, pakai kaos oblong dengan bahan dasar yang cepet kering, begitu juga dengan celana panjang, kalau saya biasanya memakai celana ¾ dan sandal jepit [gunung].
Sudah beberpa jam kita habiskan, alarm hp dengan interval 1 jam [berganti,hp saya, hp catur] sebagai tanda sudah berapa lama waktu tempuh. Suara "break" terdengar dengan interval waktu yang lebih singkat.... Catur mersa sakit di lutut kanan, Igoz kaki lecet karena ukuran sandal yang lebih kecil dari ukuran sandal yang biasa dia pakai.
Mimpi... adalah kunci ...
Untuk kita,,, menaklukan dunia ...
Kata- kata itu saya suarakan untuk menyemangati mereka dan beberapa nasyid yang suarakan lirih untuk saya sendiri. Malam sudah melawati angka 00.00 yang dalam hitungan masehi artinya berganti hari. Target saya, kami ngecamp di pos 3, tanah lapang yang bisa menmpung puluhan tenda.
"Bentar lagi batu besar bos..."
Masih lama gak?
"udah deket..."
.......................................
Masih lama?
"deket ...."
Batu besar terlewati dan kami sempet break agak lama di sana. Sisa- sisa perjalanan semakin sepi, sura tarikan dan hembusan nafas lah yang menggantikan percakapan kami. Setelah beberapa kali break, request ngecamp sudah tak dapat ditawar lagi, sembari break, saya naek sendiri, tanpa carrier mencari tanah yang lebih layak untuk kami gelar tenda, dan alhamdulilah gak berselang lama naek, terdengar suara obrolan dan lampu- lampu tenda – perkampungan pendaki-.saya bergegas turun, menyampaikan kabar gembira ini, kita naek, sampai di pintu tanah lapang ini, kita disambut seruan "Assalamu'alaikum...", wa'alaikum salam, jawab kami, jabat tangan dan rasa senang membuncah, yesssss kita sampai. Selama beberapa pendakian yang sudah saya lakukan, salam di ketinggian dua kali kesempatan saya alami, di sini, Sindoro. Ada bebrapa tenda doom yang sudah berdiri dan berpenghuni, ada rekan- rekan UGM, kendal, Batang dan mana lagi saya terlupa. Sembari dua rekan saya istrirahat, saya berjalan melewati tenda- tenda doom yang ada, mencari lokasi buat kami bikin camp.
Jam stengah 2 pagi, kami sudah di dalam tenda, masak air dan mie instant untuk menetralisir hawa dingin. Sembari memasak, dua rekan saya menelepon seseorang [ gak pake sebut nama, salah satu nama sudah disebut di awal track jalan berbatu]. Jam 3 an, terdengar beberapa pendaki lain, re-packing, melanjtkan perjalan ke puncak yang masih membutuhkan waktu 2-3 jam.kilatan- kilatan senter dan head lamp menyemarakan malam yang gelap, kami memtuskan untuk melanjutkan pagi harinya.
Auman- auman alarm tak juga membangunkan kami, subuh kami laksanakan agak telat. Ada kesan tersendiri bagi saya untuk aktivitas yang satu ini, tidak saya ceritakan di sini, kapan- kapan, rekan- rekan rasakan sendiri.
Hari mulai terang, rekan-rekan pendaki lainnya mulai keluar dari zona nyamannya, berkenalan dengan tetangga sebelah, mereka menghampiri kami, mereka rekan- rekan dari Kendal, ada Mang aziz, fitri, Ferry dan lainnya, gak kenalan dengan semua. Foto- foto, memasak, ngobrol, tuker makanan,tuker alamat email 
Karena beberapa alasan, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan turun, rekan- rekan Kendal dan yang lain melanjutkan perjalanan naek. Bagi saya muncak bukan satu- satunya tujuan, kebersamaan lebih saya pilih. Kami berpamitan turun.
Jam ½ 8 kami turun, sampai basecamp jam 11 lewat, istirahat sebentar, trus lanjut pulang ke Temanggung,- Mujahiddin [ nama kompleks]. Pagi harinya Igoz pulang ke pwt naek motor, saya pulang ke Banjarnegara dengan bus, dengan uang 'pesangon' dariCatur, soalnya uang di dompet saya ludes tak bersisa dan Catur memulai aktivitas kerjanya. Perjalanan 'menuju Sindoro' berakhir di situ. Sampai jumpa di pendakian- pendakian selanjutnya.

*Next Stories [In my mind]
  .: Segenggam Pelajaran Kehidupan di Perum Eksodan Tanggulangin 

  .: Sindoro, Cumi dan Badai
  .: "Mengukur Jarak"


Senin, 21 Maret 2011

Salam di ketinggian Sindoro

0 komentar
3 Maret 2011 menjadi awal dari rencana pendakian Sindoro. Pendakian kali ke-3 saya [di Sindoro]ini dicetuskan oleh teman saya Pato melalui komentarnya di FB. Ajakannya langsung saya sambut, Jumat sore saya langsung meluncur ke Temanggung dengan rencana, jumat malam kami mulai naek.


Menjelang waktu ashar, dengan tas carrier di punggung saya berpamitan dengan Mbah kost, berjalan menerobos gerimis Grendneg kala itu memburu angkot jalur O1. Alhamdulillah begitu sampai di Jl. Gunung Slamet langsung dapet angkot. Sampai terminal baru pwt langsung ke masjid terminal, selesai hampir jam 4 sore langsung naik bus.

Tak lama, bus bertolak dari terminal, beberapa sms saya kirim ke adik, Muhono [teman 1 kostan] dan abinya Faris [partner mendaki saya, yang baru dianugerahi putra]. Memasuki wilayah Sokaraja,saya terpaksa turun, bukannya mau membeli gethuk sokaraja, tapi naas, salah naik bus..... huft ..#pelajaran.no.1:liat plang kota tujuan sebelum naik bus.


05.00 - 10.00 pm
Dalam interval waktu ini saya habiskan perjalanan di bus pwt- semarang. Lengkap dengan suguhan musisi- musisi dari berbagai genre musik yang menjadikan bus sebagai panggung 'kehidupanya'. Dari yang berpenampilan preman dengan lagu khas-nya [bahasa ngapak], ada yang berpenampilan kalem dengan membawakan lagu islami, pengamen model kroyokan, sampai pengamen berpenampilan kalem, rambut gondrong, dengan suara dan cord- cord gitar yang mendahului dan terdahului tapi tetap saja PD seolah tak ada masalah dengan aksi 'panggung'nya. Bahkan sampai 2 x naik turun bus, karena perolehan suara yang dirasa kurang. Beliau ini pengamen terkalem, sopan meski penampilan agak- agak sangar, sejak saat saya SMA dulu beliau ini sudah melakoni perannya di jalur Banjarnegara Wonosobo.

10.00 pm - selepas ashar [sabtu,5 maret 2011]
Temanggung kota - Mujahiddin. Karena pertimbangan waktu yang sudah kian larut dan beberapa peralatan mendaki yang belum didapat, pendakian diputuskan berangkat selepas ashar hari sabtu. Di sini bertambah teman mendaki menjadi 3 personel, Ghozali. Makan malem, ngobrol ngalor ngidul, sholat jamaah, sarapan pagi, membaca novel - 5 cm- menjadi menu kegiatan menjelang pendakian sabtu. Thanks to Pato atas jamuannya [sudah memuliakan saya hehehe]

Sabtu, 03.30 pm - menjelang maghrib
Check list semua peralatan dan kebutuhan mendaki. Dengan berkendara motor kami meninggalkan kompleks Mujahiddin. Membeli peralatan dan kebutuhan mendaki dan makan sore. Selebihnya menerobos hujan sepanjang perjalanan temanggung - wonosobo. Desingan knalpot motor dan bus- bus meramaikan jutaan butir air yang membentuk peristiwa alam -hujan-. Menjelang maghrib kami sampai di basecamp kledung, bertemu dengan bebrapa pendaki dari Semarang, Jakarta dan berkenalan seperlunya.

Selepas maghrib- Selepas Isya

Dengan kondisi baju basah kami menuju perapian di dapurnya Mbah. Menghangatkan badan dan ngobrol dengan beliau dengan suguhan teh tambi panas [ matur nuwun mbah ...]. Dari obrolan soal cuaca kledung beberapa hari terakhir, cerita soal perjalanan hidup menantunya sampai pada 'cerita' pengabulan keinginan bagi yang sudah mendaki sindoro sampai 7 x. Saya cuman manthuk mawon seolah baru mendengarnya. Anda percaya dengan cerita pengabulan si Mbah??

Badan mulai menggigil, lantas kami mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat [jamak] berjamaah dengan pendaki lain.
#Disebutkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ. قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ.

“Maukah kalian untuk aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Menyempurnakan wudhu pada sesuatu yang dibenci (seperti keadaan yang sangat dingin pent), banyaknya langkah kaki ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Itulah ribath.”

Serombongan pendaki berangkat duluan. Kami re- packing dan ngobrol dengan teman- teman X- Spala semarang dan teman dari Jakarta : Saleh dan Akbar. Setelah 2 x pengambilan gambar bareng, kami bertiga berpamitan dengan mereka dan saling berucap Salam. Kami mulai berjalan meninggalkan basecamp ditengah rintik hujan, dingin, gelap, dengan beban berat di punggung dan senter di tangan. bismillah ..
Teringat seruannya Jenderal Soedirman ,
insaflah :"Barangsiapa mati padahal [sewaktoe hidoepnya] belum pernah toeroet berperang [membela keadilan]bahkan hatinya berhasrat perang poen tidak, maka matilah ia di atas tjabang kemoenafekan."
dari hadist yang diriwayatkan Muslim.
Dan teringat perkataan pendaki tua [sudah banyak kali mendaki Mahameru] di novel -5 cm- "mendaki adalah perjalanan sebuah hati" [dengan sedikit perubahan]

Bersambung ...

Jumat, 11 Februari 2011

Sekali Kayuh 2' Pulau' Dimiliki-- TapinRadio--

2 komentar
Anda punya radio streaming station favorit?? Seberapa sering Anda menyimaknya? Saya punya dan saya berpikir [waktu itu], sayang kalau acara yang kita dengar berlalu begitu saja selepas kita mendengarkannya. Kemarin, saya menemukan cara menyelesaikan permasalahan itu.
TapinRadio is now available.
Another fine radio player has come to town – we don’t want to scream about it and we are fairly sure it’s not the best;). But it is free and pretty cool so we really hope you enjoy it.
Apa saja fitur yang disuguhkan melalui software ini ?
TapinRadio is simple, reliable and just works.
Main features are:
* Plenty of stations to choose from
* Supports most of the internet radio formats – mp3, wma, ogg vorbis, aac+ and so on
* Quick and reliable search
* Smooth switching between stations
* Record what you are listening to – including separate song files
* Automatic checking for software and stations
* Runs on Windows XP, Vista, Windows 7 (32 and 64 bit)
* Show your favorites in groups
* Sleep timer to shutdown TapinRadio or even your computer!
All completely free.
Bro & Sist bisa dapatkan di sini, free tersedia juga portable version
Cara Kerja:

Rabu, 09 Februari 2011

Get Link Video

0 komentar
Bagaimana cara ngedapetin link video di situs youtube[dot]com?
Tips yang terkait dengan permasalahan ini sepertinya memang sudah bertebaran di blog. Sekedar mencoba mengingat lagi bagaimana saya mendapatkan link video dengan browser firefox tanpa tambahan software bantu pengunduh ex. IDM. [IDM yang baru sudah dilengkapi deteksi link video pada halaman yang kita buka].

Cara [sederhana] ini saya juga dapat nemu dari blog tetangga.
1. Buka browser mozila >Tools > Ad On
2. ketik youtube downloader [enter]

3. Pilih salah satu hasil,misal: Flash Video Downloader >install
4. Restart browser










5. Buka youtube[dot]com. cari video, jika ada video tanda panah biru aktif
[artinya video dapat diunduh]







6. Selamat mencoba
7. Tambahan, untuk yang suka browsing @ warnet, untuk meminimalisasi hal- hal yang tidak diinginkan, kecolongan password [lupa log out @situs jejaring sosial, email dkk], bisa kita atur untuk menon- aktifkan history.
a. Tools > Options >privacy
b. Setting Ok
c. Selamat berselancar dengan tenang













Ini saya ada bahan untuk membuktikan tips yang saya berikan Antara Semalam dan Akhir Jaman

dan Surat Al KAfi dan Zaman Modern : 9 part [available: malay subtitle]



Bagaimana?

Salam

Antara Semalam dan Akhir Jaman

0 komentar
JL. Kampus, sekitar pukul 5 sore kemarin saya berada di bilik no 1 sebuah warnet. Berniat hanya meng- copy film [petualangan], alhasil yang di dapat film kartun [petualangan]. Sambil proses transfer film , saya membuka browser, jreng ... 1st page nya Facebook. Yang ini sepertinya sudah disetting demikian karena sepertinya tiada browsing tanpa ber-Facebook ria. Saya pun log in, mengecek tautan dari teman.


Lantas saya buka youtube[dot]com, teringat ada file kajian Imran Hossein yang belum selesai saya unduh. Beliau ini spesialis [menurut penilaian saya] The Last Day Studies. Teman- teman mungkin sudah pernah dengar/ familier dengan nama Ahmad Deedat -- Kristolog-- kelas dunia juga ada nama dr. Zakir Naik. Memang luar biasa orang- orang berilmu itu.

Tema akhir jaman memang tema yang menarik. Bagaimana Rasulullah shalalahu'alaihi wa salam mengabarkan tahapan- peristiwa yang menjadi rangkaian fase hari akhir. Termasuk file kajian yang saya unduh " Dajjal The False Messiah ".
Dajjal The greatest fitnah
, mengutip kata- kata Ust. Imran Hossein. Belaiu dengan apik mensinkronkan hadist nabi denga realitas sejarah dan peristiwa yang sedang dan akan berlangsung.



Menyaksikan, menyimak kajian ini saya dibuat terpesona, khusyuk saya menyimak lantas timbul keinginan menuliskannya di sini sebagai -trigger- buat teman- teman.

Kalau belum pernah melihat atau bahkan belum membaca hadist, buku akhir jaman ada baiknya luamgkan waktu dan sempatkan. Sayang kalau terlewat, karena kira akan disuguhi rangkaian peristiwa yang Rasulullah bocorkan untuk kita semua. Tema kajian akhir jaman ini menjadi topik penting Islam- Yahudi- Kristen.

Kumandang adzan maghrib akan segera terdengar, file sudah selesai saya download, tak terasa 1.5 jam lebih berlalu, saatnya log out, ke OP dan mengayuh sepeda ke Fatimatuzzahra. Gerimis menyertai kayuhan sepeda saya dengan tambahan [akan]semangat menyimak kajian Ust. Imran Hossein malam ini [malay subtitle].